Mbah Senun 40 Tahun Jadi Abdi Sunan Ampel

Sosoknya yang renta seolah menimbun berbagai asam manis cerita kehidupan. Sebagai abdi Sunan Ampel, Mbah Senun tak perlu lagi diragukan kesetiannya. Selama 70 tahun ia hidup, 40 tahunnya telah ia serahkan menjadi juru sapu Masjid Sunan Ampel.

Bahkan, nenek tua yang mengaku lahir pada zaman penjajahan Jepang ini tak lagi bergairah mengetahui hal-hal duniawi lainnya. Mbah Senun mengaku tidak tahu apa-apa selain hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan kawasan wisata religi Sunan Ampel di Jalan Nyamplungan itu.

"Saya nggak pernah keluar dari kawasan Sunan Ampel, karena saya juga nggak tahu jalan kemana-mana. Ya, keliling di sekitar masjid saja," tutur Mbah Senun sambil menggunakan bahasa Jawa saat berbincang dengan detiksurabaya.com di dekat lokasi penyimpanan air suci di Masjid Sunan Ampel, Kamis (30/6/2011).

Sebelum subuh Mbah Senun mampu membersihkan halaman depan Masjid Sunan Ampel. Ia bertugas menyapu dan mengingatkan para wisatawan yang datang untuk berziarah ke makam penyebar Islam terbesar di Jawa. Selain itu, ia juga tak akan sungkan untuk menegur wisatawan yang berbuat tidak sesuai aturan di sekitar kawasan.

Meski tak pernah mengenyam pendidikan, Mbah Senun tergolong orang yang padat karya. Ia tak pernah sekalipun meninggalkan tugasnya bahkan saat kawasan wisata tersebut ramai dikunjungi peziarah. Bukan nilai uang yang ia cari, melainkan kebanggaannya mengabdi kepada Sunan Ampel.

"Saya digaji Rp 20 ribu per hari, tapi saya senang bisa bekerja di sini. Lha wong saya baca saja tidak bisa, apalagi mengaji. Saya cuma bisa kerja untuk Sunan," tutur wanita asal Ponorogo ini di tengah kewajibannya menyapu halaman masjid.

Mbah Senun tak lagi ingat tahun berapa ia diminta menjadi abdi Sunan Ampel. Yang masih ia ingat hingga kini adalah rasa bangganya saat 'dijumput' salah satu petugas masjid untuk bekerja atau mengabdi kepada sosok penyebar Islam terbesar di Jawa ini.

Menag: Tidak Ada Jual Beli Kursi Haji

Kementerian Agama memastikan jamaah embarkasi Surabaya yang masuk dalam 2 kloter tambahan dipastikan akan berangkat.

Kepastian ini diungkapkan Menteri Agama, Suryadharma Ali usai menghadiri Pembinaan dan Silaturahim Menteri Agama dengan jajaran Kementerian Agama dan Tokoh Agama di Islamic Center Surabaya, Selasa (11/10/2011).

"Jadwal pesawat tidak ada masalah, pasti berangkat. Mereka bisa berangkat menggunakan Saudi Arabia Airlines atau Garuda Indonesia," katanya.

Sebelumnya, para calon jamaah haji Embarkasi Surabaya yang tergabung dalam kloter 91 dan 92 belum ada kepastian berangkat. Penambahan kloter terjadi setelah Embarkasi Surabaya mendapat tambahan kuota yang dibagikan secara nasional.

Sedangkan jumlah calhaj yang masuk dalam kloter 91 dan 92 saat ini sebanyak 682 orang asal Kota Surabaya, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Malang serta dari Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain memastikan keberangkatan, Suryadharma juga mengelak jika selama musim haji tahun ini ada jual beli kursi.

"Tidak ada jual beli kursi. Kalau ada aparat kemenag atau orang lain yang ketahuan memperjualbelikan kursi, laporkan ke polisi," ujarnya.

Meski mengelak adanya praktek jual beli kursi, namun Suryadharma tidak bisa memungkiri jika di departemen yang dipimpin masih ada penyimpangan. Sayangnya, dia enggan menyebutkan penyimpangan yang terjadi.

 
 
 
free counters